Hakekat Perencanaan Pembelajaran
A.
Pengertian perencanaan pembelajaran
Menurut
Roger A.Kauffman (1972:6-8) perencanaan
adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan
yang bernilai. Perencanaan didalamnya terdiri atas elemen :
1) Mengidentifikasi
dan mendokumentasikan kebutuhan
2) Menentukan
kebutuhan yang perlu diprioritaskan
3) Spesifikasi
terperinci hasil yang dicapai dari setiap kebutuhan yang diprioritaskan
4) Identifikasi
persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan
5) Sekuensi
hassil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan
6) Identifikassi
strategi alternatif yang mungkin dan alat untuk melengkapi persyaratan dalam
mencapai tiap kebutuhan
Jadi,
perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus
pergi dan mengidentifikasi persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling
efektif dan efisien.
B.
Teori perencanaan pembelajaran
Perencanaan
adalah sebuah proses pemecahan masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam
suatu tujuan ( herbert simon,1996 ). Proses perencanaan menggiring kita untuk
berpikir kembali atau merangkai masalah kembali ( gordon rowland, 1993 ). Jadi,
perencanaan adalah merupakan suatu proses pemecahan masalah untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik.
Teori
perencanaan pembelajaran:
1. Teori
behaviorisme
Merupakan salah satu
aliran psikologi yang memandang individu hanys dari sisi fenomena jasmaniah,
dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak
mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam suatu
belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa
sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu
2. Teori
belajar kognitif menurut piaget
Piaget merupakan salah
seorang tokoh yang disebut sebagai pelopor aliaran konstruktivisme. Salah satu
pemikiran nya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memehami perkembangan
kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut
piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi 4 tahap yaitu:
a. Sensory
motor
b. Pre
operational
c. Concrete
operational dan,
d. Formal
operational
3. Teori
pemprosesan informasi dari robert gagne
Asumsi yang mendasari
teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut
gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam
pemprosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal
dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keaadaan dalam
diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif
yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut
gagne tahapan prose pembelajaran meliputi 8 fase yaitu:
1. Motivasi
2. Pemahaman
3. Pemerolehan
4. Penyimpanan
5. Ingatan
kembali
6. Generalisasi
7. Perlakuan
dan,
8. Umpan
balik
4. Teori
belajar gestalt
Gestal berasal dari
bahasa jerman yang mempunyai padanan arti sebagai” bentuk atau konfigurasi”. Pokok
pandangan gestalt adalah bahwa objek atau peristiwa tertentu akan dipandang
sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut koffka dan kohler
ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu:
1. Hubungan
bentuk dan latar
Yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi
dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti
ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang.
2.
Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling
berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang
sebagai satu bentuk tertentu.
3.
Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki
kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
4.
Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur
bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi
sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
5.
Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung
menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan
cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan
keteraturan; dan
6.
Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan
mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
C.
Kegunaan perencanaan pembelajaran
Beberapa kegunaan perencanaan pembelajaran
yaitu :
1) Dengan
perencanaan yang matang dan akurat akan diprediksi seberapa besar keberhasilan
yang akan dicapai.
Oleh karena itu, akan
terhindar dari keberhasilan yang sifatnya untung-untungan sebab segala
kemungkinan kegagalan sudah dapat diantisifasi oleh guru. Dalam perencanaan,
guru harus paham tujuan apa yang harus dicapai, strategi apa yang tepat
dilakukan sesuat dengan tujuan yang akan dicapai dand ari mana sumber belajar
yang akan digunakann.
2) Sebagai
alat untuk memecahkan masalah
Dengan perencanaan yang
matang, maka segala kemungkinan dan masakah yang akan timbul dapat diantisifasi
sehingga dapat diprediksi jalan
penyelesaiannya.
3) Untuk
memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat
dengan perencanaan yang tepat, maka guru dapat
menentukan sumber-sumber belajar yang dianggap tepat untuk mempelajari suatu
bahan pembelajaran sebab saat ini banyak sekali sumber belajar yang ditawarkan
baik melalui media cetak maupun elektronik.
4) Perencanaan
akan membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis
Dengan perencanaan yang
baik, maka pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, tetapi akan tearah dan
terorganisir dan guru dapat memanfaatkan waktu seefejtif mungkin untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
D.
Tujuan perencanaan pembelajaran
Menurut
Harjanto menjeaskan bahwa tingkatan dan karakteristik tujuan pembelajaran
meliputi :
1) Tujuan
pendidikan nasional
2) Tujuan
institusional
3) Tujuan
kurikuler
4) Tujuan
pembelajaran umum
5) Tujuan
pembelajaran khusus
a. Tujuan
pembelajaran umum
1. Dirumuskan
dalam GBPP pada aspek perkembangan atau mata pelajaran pada jenjang pendidikan
tertentu.
2. Mencerminkan
perilaku umum hasil belajar
3. Bersifat
individual klasikal
4. Rumusan
kajian berisi perilaku umum
b. Tujuan
pembelajaran khusus
1. Dirumuskan
oleh guru dan dituangkan dalam satuan pembelajaran.
2. Menunjukkan
perilaku khusu yang dapat diperlihatkan pada akhir proses belajar.
3. Bersifat
individual atau perorangan atas pertimbangan guru
4. Rumusan
perilaku dapat diukur dan hasilnya dapat diperlihatkan.
E.
Jenis-jenis perencanaan pembelajaran
Jenis-jenis
perencanaan berdasarkan besara, kajian dan jangka waktu. Harjanto menuturkan
bahwa menurut besaran terdiri atas perencanaan makro,miso dan mikro.
a) Perencanaan
makro yaitu perencanaan pembelajaran satu tahun
b) Perencanaan
meso yaitu perencanaan pembelajaran satu semster
c) Perencanaan
mikro yaitu perencanaan pembelajaran harian
Menurut kajian jenis perencanaan ada 3
yaitu :
a)
Perencanaan strategis berkaitan penetapan
tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang
dipakai sebagai pedoman
b)
Perencanaan manajerial, untuk mngarahkan
proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicappai secara efektif dan efisien, ada
data statistik, dipertimbangkan secara logis.
c)
Perencanaan operasional, yaitu memfokuskan
apa yang dikerjakan pada tingkat pelaksanaan dilapangan tentang proyek, aturan,
prosedur, ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan.
Menurut jangka waktu perencanaan ada 3
yaitu :
a) Jangka
panjang 10-25 tahun
b) Menengah
4-10 tahun
c) Jangka
pendek 1-3 tahun
Daftar
pustaka
Asmawati,luluk.2014.Perencanaan pembelajaran PAUD. Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset.
AECT.198.definisi teknologi pendidikan satuan tugas definisi dan terminologi
AECT.Jakarta Rajawali
https://odevitaselly.wordpress.com/.../teori-pembelajaran-danteori-perencanaan-sistem-pembelajaran/
Komentar
Posting Komentar