Pahami Psikologi Pendidikan Anak Mengenai Kejunahan dalam Belajar
1. Kejenuhan dalam Belajar
A. PengertianKejenuhan
Secaraharfiah
,artijenuhialahpadatataupenuhsehinggatidakmampulagimemuatapa pun.
Selainitu,
jenuhjugadapatberartijemuataubosan. Dalambelajar,
disampingsiswaseringmengalamikelupaan ,iajugaterkadangmengalamiperistiwapsikologilazimdisebutlearning plateauatauplateau. Peristiwajenuhini, jikadialamiseseorangsiswadalam proses
belajar (kejenuhanbelajar) dapatmembuatsiswatersbutmerasatelahmembuangusahanya.
Kejenuhanbelajarialahrentangwaktutertentu yang
digunakanuntukbelajar, tetapitidakmendatangkanhasil.Sesorangsiswa
yang mengalamikejenuhanbelajarmerasaseakan-akanpengetahuandankecakapan yang
diperolehdaribelajartidakadakemajuan.Tidakadanyakemajuanhasilbelajarinipadaumumnyatidakberlangsungselamanya
,tetapidalamrentangwaktutertentusaja, misalnyaseminggu. Namuntidaksedikitsiswa
yang mengalamirentangwaktu yang membawakejenuhanituberkali-kali
dalamsatuperiodebelajartertentu.
Seorangsiswa yang
sedangdalamkeadaanjenuhsystemakalnyatidakdapatbekerjasebagaimana yang
diharapkandalammemproses item-item
informasiataupengalamanbarusehinggakemajuanbelajarnyaseakan-akanbelajar
“jalanditempat”. Apabilakemajuanbelajar yang
jalanditempatinikitagambarkandalambentukkurva , yang
akantampakadalahgarismendatar yang lazimdisebutdenganplateau.Kejenuhanbelajardapatmelandaseseorangsiswa yang
kehilanganmotivasidankonsolidasisalahsatutingkatketerampilantertentusebelumsampaipadatingkatketerampilanberikutnya.
B. Faktor-faktorPenyebabKejenuhanBelajar.
Kejenuhanbelajardapatmelandasiswajikaiatelahkehilanganmotivasidankehilangankonsilidasisalah
satu
tingkatketerampilantertentusebelumsiswatertentusampaipadatingkatketerampilanberikutnya.
Selainitu, kejenuhanjugadapatterjadikarena proses
belajarsiswatelahsampaipadabataskemampuanjasmaniahnyakarenabosan (boring)
dankeletihan (fatigue). Namun, penyebabkejenuhan yang paling
umumadalahkeletihan yang melandasiswa,
karenakeletihandapatmenjadipenyebabmunculnyaperasaanbosanpadasiswa yang
bersangkutan.
MenurutCrocssdalambukunya The psychology of learning,
keletihansiswadapatdikategorikanmenjaditigamacamyaitu :
·
Keletihaninderasiswa
·
Keletihanfisiksiswa
·
Keletihan mental siswa
Keletihanfisikdankeletihaninderadalamhalinimatadantelingapadaumumnyadapatdikurangiataudihilangkansetelahsiswaberistirahatcukupterutamatidurnyenyakdanmengkonsumsimakandanminuman
yang cukupbergizi.Sebaliknyakeletihan mental tidakdapatdiatasidengancara yang
sederhanauntukmengatasikeletihan-keletihanlainnya. Itulahsebebab, keletihan
mental dipandangsebagai faktor
utamapeyebabmunculnyakejenuhanbelajar.Apakahyangmenyebabkansiswamengalamikeletihan
mental. Terdapatempatfaktorpenyebab
keletihan mental siswayakni :
Ø Karenakecemasansiswaterhadapdampaik negatif yang ditimbulkanolehkeletihanitusendiri.
Ø Karenakecemasansiswaterhadapstandarataupatokankeberhasilanmasing-masingbidangstudi
yang
dianggapterlalutinggiterutamaketikasiswatersebutmerasabosanmempelajaribidang-bidangstudi.
Ø Karenasiswaberadaditengah-tengahsituasikompotitif
yang ketatdanmenuntutlebihbanyakkerjaintelek yang berat.
Ø Karenasiswamempercayaikonsepkinerjaakademik
yang optimum,
sedangkandiasendirimenilaibelajarnyasendirihanyaberdasarkanketentuanyangiabikinsendiri.
Selanjtunya,
keletihan mental yang
menyebabkanmuculnyakejenuhanbelajaritulazimyadapatdiatasidenganmenggunakankiat-kiatantara
lain sebagaiberikut
:
Ø Melakukanistirahatdanmengkonsumsimakanandanminumanyangbergizidengantakaran
yang cukupbanyak.
Ø Pengubahanataupinataankembalilingkaranbelajarsiswa
yang meliputipengubahanposisimejatulis, lemari, rakbuku,
alat-alatperlengkapanbelajardansebagainyasampaimemungkinkansiswamerekaberadadisebuahkamarbaru
yang lebihmenyenagkanuntukbelajar.
Ø Pengubahanataupejadwalankembali
jam-jam darihari-haribelajaryang
dianggaplebihmemungkinkansiswabelajarlebihgiat.
Ø Memberikanmotivasidanstimulasibaruagarsiswamerasaterdoronguntukbelajarlebihgiatdaripadasebelumnya.
Ø Siswaharusberbuatnyata
(tidakmenyerahatautinggaldiam) dengancaramencobabelajardanbelajarlagi.
Selain itu terdapat
pula faktor-faktor penyebab terjadinya kejenuhan yaitu :
ü
Siswa kehilangan motivasi
Kehilanangan konsilidasi
(kemampuan) salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu
sampai pada tingkat berikutnya
ü
Batas kemampuan jasmaniah (karena
bosan dan letih)
Penyebab
kejenuhan yang paling umum adalah karena keletihan siswa meliputi keletihan
indra, keletihan fisik dan dan keletihan mental siswa yang meliputi kecemasan,
tekanan (persaingan), tuntutan yang selalu tinggi, self-imposed (siswa
mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum, sedangkan dia sendiri menilai
belajar sendiri hanya berdasarkan ketentuan yang ia bikin sendiri).
ü
Karakteristik
pribadi
Dapat mempengaruhi terjadinya
kejenuhan belajar. Kepribadian
adalah kualitas total sikap, kebiasaan, karakter, dan perilaku manusia.
Karateristik kepribadian yang rentan mengalami kenuhan adalah individu yang
idealis, perfeksionis dan ekstrovert.
ü
Dukungan sosial
Selain berkaitan dengan
karakteristik pribadi, kejenuhan belajar dapat terjadi karena faktor lingkungan
belajar, seperti tugas yang berat, jam belajar yang padat, tanggung jawab yang
harus di pikul, pekerjaan administrasi lainnya yang melampaui kapasitas dan
kemampuan dirinya.
ü
Beban
akademis yang berlebihan
Menghabisakan waktu dan tenaga
sehingga menyebabkan jenehuan. Selain itu, harapan yang tinggi dari lingkungan
sekolah terhadap siswa memberikan konstribusi besar
untukterjadinya kejenuhan dalam belajar.
Kejenuhan dalam belajar yang
telah dibahas dapat diatas dengan cara-cara berikut ini:
ü Belajar
dengan metode yang bervariasi. Misalnya dengan membuat ringkasan bahan
pelajaran sejak awal semester.
ü Belajar
di beberapa tempat yang cukup nyaman seperti ruang tidur, ruang khusus belajar
(kalau ada), ruang tamu, di rumah teman untuk belajar bersama, dll.
ü Mengadakan
perubahan fisik di ruang belajar.
ü Menciptakan
suasana yang menyenangkan di ruang belajar. Misalnya belajar sambil mendengar
music instrumental yang tenang.
ü Melakukan
aktifitas rekreasi secara berkala.
ü Menghindari
adanya ketegangan mental di saat belajar.
Melakukan
aktifitas meditasi untuk menetralisir kejenuhan belajar dan menetralisir
berbagai kondisi mental yang negative lainnya seperti stress, rasa cemas, tidak
PD, dan menanamkan kondisi ketenangan sampai
2. Transfer Belajar
A. Pengertian Transfer Belajar
Transfer belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari
kata, yaitu transfer dan belajar. Transfer itu sendiri adalah kata yang
diangkat dari bahasa inggris, yaitu “transfer” yaitu berarti pergantian,
serahterima, atau pemindahan. Belajar sebagaimana telah diketahui adalah
serangkaian kegiatan jiwa-raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang sudah baku dan masyhur. Pembahasan masalah transfer balajar yang ditinjau
dari segi bahasa seperti disebutkan diatas cenderung kurang mengundang
perdebatan diantara para ahli psikologi. Kecuali bila pembahasannya diarahkan
pada masalah konsep yang memberikan batasan tentang transfer belajar sebagai
suatu teori, maka terdapatlah perbedaan rumusan diantara para pakar psikologi,
seperti uraian berikut :
ü Alice Crow mengatakan bahwa transfer belajar adalah “the procces of carrying over habits of
thinking, know-ledge, or skill from one learning area to another”.
ü Herbert Sorenson dalam bukunya Psychology in Education menyatakan bahwa transfer adalah the procces by which something learned in
one situation is used in another.
ü Willian Clark Traw mengatakan bahwa Transfer in the name
for the fact that the experience of learning in one situation insfluence
learning and performance in other situation.
ü Slameto merumuskan bahwa transfer adalah pengaruh hasil
belajar yang telah diperoleh pada waktu yang lalu terhadap proses dan hasil
belajar yang dilakukan kemudian.
ü Muhibbin Syah menyatakan bahwa transfer belajar terjadi
bila pengetahuan dan keterampilan anak didik sebagai hasil belajar pada masa
lalu seringkali mempengaruhi proses belajar pada masa lalu seringkali
mempengaruhi proses belajar yang sedang dialaminya sekarang.
ü Menurut W.S Winkel dalam bukunya “Psikologi Pengajaran”
bahwa transfer belajar berasal dari bahasa Inggris “Transfer of learning” atau
“transfer of training” yang berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar
yang diperoleh dari bidang studi yang satu ke satu bidang studi yang lain atau
ke kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan sekolah.
Dari beberapa rumusan transfer belajar yang diajukan oleh
para ahli diatas, meskipun terdapat perbedaan dalam susunan kata-kata dan
kalimat, namun intinya sama, yaitu “pemindahan”. Pemindahan di sini jangan
dikonotasikan dimiliki pada masa lalu, karena diganti dengan kemampuan atau
keterampilan yang baru pada masa sekarang. Agar tidak terjadi kesalahan
persepsi, definisi diatas harus dipahami sebagai “pemindahan pengaruh” atau
pengaruh kemampuan atau keterampilan melakukan sesuatu yang dikuasai terhadap
kemampuan atau keterampilan melakukan sesuatu yang lain yang akan dikuasai.
B.
Beberapa Teori
Transfer Belajar
Ø Teori disiplin formal
teori ini didasarioleh ilmu jiwa daya. Menurut teori ini
tersusun dari beberapa macam daya (misalnya pikiran, ingatan, perasaan, dll). Masing-masing
daya itu dapat diperbaiki melalui latihan-latihan. Suatu daya jika sudah baik
karena latihan-latihan, maka daya-daya itu akan baik dalam melengkapi
situasi-situasi yang baru. latihan-latihan yang dikehendaki untuk melatih daya
itu diusahakan benar-benar disiplin. Teori belajar menurut psikologi daya
dikenal paralel dengan teori transfer belajarnya. Teori transfer belajar
menurut Psikologi Daya adalah bahwa baiknya setiap fungsi sebagai akibat
mempelajari bahan tertentu akan transfr dalam mempelajari bahan apa pun juga
yang tidak ada hubungannya dengan bahan latihan itu.
Ø Teori komponen-komponen idenyik
Teori Identical
Element dan Identical Components mempunyai pendapat yang sama dalam memandang
transfer belajar. Menurut
teori ini transfer terjadi, jika antara situasi yang lalu atau hasil belajar
yang lalu dengan dengan situasi yang dihadapi atau bahan pelajaran yang
dihadapi terdapat aspek-aspek yang sama. Dengan kata lain, transfer terjadi
hanya bila kedua peristiwa belaar itu terdapat unsur-unsur yang identik (sama).
Komponen-komponen yang terjadi dalam proses belajar itu tak terbatas pada bahan
pengajaran, tetapi termasuk juga hal-hal seperti metode belajar-mengajar,sikap,
dan berbagai kemampuan khusus yang dimiliki oleh anak didi.
Ø Teori generalisasi
Charles judd (1873-1946) transfer belajar lebih berkaitan
dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola, dan
prinsip-prinsip umum. Apabila anak didik mampu mengembangkan konsep, kaidah,
prinsip, dan siasat-siasat untuk memecahkan persoalan, anak didik tiu mempunyai
bekal dapat ditransferkan ke bidang-bidang lain diluar bidang studi, dimana
konsep, kaidah, prinsip dan siasat mula-mula diperoleh.
C.
Ragam Transfer
Belajar
Muhibbin Syah dengan mengutip pendapat Robert M.Gagne
mengemukakan emapt macam transfer belajar, yaitu transfer posiftif, transfer
negatif, transfer vertikal, dan transfer lateral. Pendapat Gagne mengeanai
ragam transfer belajar ini akan diuraikan dengan modifikasi seperlunya, sebagai
berikut :
Ø Transfer
positif
yaitu
transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Tranfer ini
dapat terjadi jika seorang guru membantu untuk belajar dalam situasi tertentu
yang mempermudah siswa belajar dalam situasi lainnya. Dalam konteks ini, Barlow
mendefinisikan transfer positif adalah belajar dalam suatu situasi yang dapat
membantu belajar dalam situasi-situasi lain.
Ø Transfer
negatif
yaitu
transfer yang berkaitan buruk terhadap kegiatan belajar selanjutnya. Transfer
negatif dapat dialami anak didik bila ia belajar dalam situasi tertentu yang
dimiliki pengaruh merusak terhadap keterampilan atau pengetahuan yang
dipelajari dalam situasi-siatuasi lain. Jadi transfer dikatakan negatif bila
dalam penggunaan hasil belajar untuk menghadapi situasi baru mengalami
hambatan, kesulitan, kerusakan, dan sebagainya.
Ø Transfer
vertikal, yaitu transfer yang berefek baik
terhadap kegiatan belajar pengetahuan/keterampilan yang lebih tinggi.
Tranfer ini dapat terjadi apabila seorang siswa belajar dalam situasi yang
tertentu yang dapat meyebabkan siswa tadi mampu untuk menguasai
pengetahuan/keterampilan yang lebih rumit.
Ø Transfer
lateral, yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar
pengetahuan/keterampilan yang sederajat. Tansfer ini akan terjadi ketika
seorang siswa telah mampu menggunakan materi yang dipelajarinya untuk
mempelajari materi yang sama kerumitannya dalam situasi-situasi yang lain.
Dalam hal ini, perubahan waktu dan empat tidak mengurangi mutu hasil belajar
anak tersebut.
Keempat ragam transfer yang dikemukakan
Gagne diatas sebenarnya bisa dibagi menjadi dua kategori, yakni transfer
positif dan transfer negatif. Karena transfer vertikal dan transfer lateral
bernilai positif, maka keduanya digolongkan ke dalam kategori transfer positif.
DAFTAR PUSTAKA :
Suryabrata,
Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan.
Jakarta. Rajawali Pers.
Ali,
Mohammad. Prof. Dr. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sunarto.
Prof. Dr. H., Dra. Ny. B. Agung Kartono.1999.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta:PT Rikneka Cipta.
Djamara,
Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar.
Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Santrock,
John W. 2008. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: KENCANA PRENANDA MEDIA GROUP.
Sardiman.
1986. Interaksi dan Motivasi Belajar – Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Syah, Muhibbin. 2012 .
Psikologi Belajar. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Komentar
Posting Komentar