Strategi Pembelajaran AUD
KOMPONEN-KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN
Komponen strategi belajar mengajar merupakan salah
satu bagian dari sebuah sistem lingkungan pendidikan yang berperan dalam
menciptakan proses belajar yang terarah pada tujuan tertentu. Keberhasilan
dalam pencapaian tujuan pengajaran tergantung pada mutu masing-masing masukan
dan cara memprosesnya dalam kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu, jika
kita ingin mencapai suatu standar mutu yang sama, maka perlu memperhatikan
ketujuh komponen berikut :
1.
Tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran merupakan acuan
yang dipertimbangkan untuk memilih strategi belajar-mengajar. Tujuan
pengajaran yang berorientasi pada pembentukan sikap tentu tidak akan dapat
dicapai jika strategi belajar-mengajar berorientasi pada dimensi kognitif.
2.
Guru. Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman
pengetahuan, kemampuan menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup,
maupun wawasannya. Perbedaan ini mengakibatkan adanya perbedaan dalam pemilihan
strategi belajar-mengajar yang digunakan dalam program pengajaran.
3.
Peserta didik. Di dalam kegiatan belajar-mengajar, peserta
didik mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Seperti lingkungan sosial,
lingkungan budaya, gaya belajar, keadaan ekonomi, dan tingkat kecerdasan.
Masing-masing berbeda-beda pada setiap peserta didik. Makin tinggi kemajemukan
masyarakat, makin besar pula perbedaan atau variasi ini di dalam kelas. Hal ini
perlu dipertimbangkan dalam menyusun suatu strategi belajar-mengajar yang
tepat.
4.
Materi pelajaran. Materi pelajaran dapat dibedakan antara
materi formal dan materi informal. Materi formal adalah isi pelajaran yang
terdapat dalam buku teks resmi (buku paket) di sekolah, sedangkan materi
informal ialah bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah
yang bersangkutan. Bahan-bahan yang bersifat informal ini dibutuhkan agar
pengajaran itu lebih relevan dan aktual. Komponen ini merupakan salah satu
masukan yang tentunya perlu dipertimbangkan dalam strategi belajar-mengajar.
5.
Metode pengajaran. Ada berbagai metode pengajaran yang perlu
dipertimbangkan dalam strategi belajar-mengajar. Ini perlu, karena ketepatan
metode akan mempengaruhi bentuk strategi belajar-mengajar.
6.
Media pengajaran. Media, termasuk sarana pendidikan yang
tersedia, sangat berpengaruh terhadap pemilihan strategi belajar-mengajar.
Keberhasilan program pengajaran tidak tergantung dari canggih atau tidaknya
media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang
digunakan oleh guru.
7.
Faktor administrasi dan finansial. Termasuk dalam komponen
ini ialah jadwal pelajaran, kondisi gedung dan ruang belajar, yang juga
merupakan hal-hal yang tidak boleh diabaikan dalam pemilihan strategi
belajar-mengajar.
A.
Tujuan
Kegiatan
pembelajaran yang dibangun oleh guru adalah kegiatan yang memiliki tujuan.
Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan gura dengan
peserta didik hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dengan demikian dalam setting pembelajaran, tujuan merupakan pengikat segala
aktivitas guru dan peserta didik. Oleh sebab itu, merumuskan tujuan merupakan
langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang sebuah program
pembelajaran.
Ada
guru yang menganggap mengajar hanya merupakan proses menyampaikan materi
pelajaran kepada peserta didik. Bagi mereka tujan mengajar tidak lain adalah
menyampaikan materi pelajaran, tidak peduli apakah materi itu dikuasai atau
tidak oleh anak, yang penting materi itu telah tersampaikan. Pendapat tersebut
tentu saja tidak tepat, sebab mengajar bukan hanya sekedar ceramah yang diukur
oleh seberapa banyak materi itu telah disampaikan kepada anak, malinkan
mengajar adalah proses untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, criteria
keberhasilannya diukur oleh bagaimana aktivitas peserta didik untuk mempelajari
bahan pelajaran serta seberapa banyak materi yang telah dikuasainya itu mampu
memengaruhi pola pikir peserta didik.
Ada
beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program
pembelajaran.
1.
Rumusan tujuan yang jelas dapat
digunakan untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran.
Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik dapat
mencapai tujuan secara optimal. Keberhasilan itu merupakan indicator
keberhasilan guru merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.
2.
Tujuan pembelajaran dapat digunakan
sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar peserta didik. Tujuan yang jelas
dan tepat dapat membimbing anak dalam melaksanakan aktivitas belajar. Berkaitan
dengan itu, guru juga dapat merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja
yang harus dilakukan untuk membantu anak dalam pembelajaran.
3.
Tujuan pembelajaran dapat
membantu dalam mendesain system pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas
dapat membantu guru dalam menentukan materi pelajaran, metode, atau strategi
pembelajaran, alat, media, dan sumber belajar, serta dalam menentukan dan
merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan peserta didik.
4.
Tujuan pembelajaran dapat
digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas
pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, guru bias mengontrol sampai
mana anak telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan
kurikulum yang berlaku.
B.
Bahan Pembelajaran
Bahan pembelajaran dalam konteks pembelajaran merupakan
salah satu komponen yang harus ada, karena bahan pembelajaran merupakan suatu
komponen yang harus dikaji, dicermati, dipelajari dan dijadikan bahan materi
yang akan dikuasai oleh anak dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk
mempelajarinya. Tanpa bahan pembelajaran maka pembelajaran tidak akan menghasilkan
apa-apa.
Bahan pembelajaran merupakan faktor eksternal anak yang
mampu memperkuat motivasi internal untuk belajar. Salah satu cara pembelajaran
yang mampu mempengaruhi aktivitas pembelajaran adalah dengan memasukkan bahan
pembelajaran dalam aktivitas tersebut. Bahan pembelajaran yang didesain secara
lengkap, dalam arti ada unsure media dan sumber belajar yang memadai akan
mempengaruhi suasana pembelajaran sehingga proses belajar yang terjadi pada
diri anak akan lebih optimal. Dengan bahan pembelajaran yang didesain secara
bagus dan dilengkapi isi dan ilustrasi yang menarik akan menstimulasi anak
untuk memanfaatkan bahan pembelajaran sebagai bahan belajar atau sebagai sumber
belajar.
Menurut Sungkono dkk (2003:1) bahan pembelajaran adalah
seperangkat bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran yang “didesain”
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu bahan pembelajaran memuat materi,
pesan atau isi mata pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah,
atau teori yang tercakup dalam mata pelatihan sesuai disiplin ilmu serta
informasi lain dalam pembelajaran. Atas dasar batasan tersebut, dapat diketahui
bahwa pengertian bahan pembelajaran adalah “desain” suatu materi atau isi yang
diwujudkan dalam bentuk benda atau bahan yang dapat digunakan untuk belajar
siswa dalam proses pembelajaran.
Fungsi dari penyusunan bahan pembelajaran adalah :
a.
Sebagai pedoman bagi siswa yang
akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus
merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasai.
b.
Pedoman bagi tenaga pendidik
yang mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus
merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan/dilatihkan kepada
peserta didik.
c.
Alat evaluasi
pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Ada dua bentuk bahan pembelajaran yaitu :
1.
Bahan pembelajaran yang
“didesain” lengkap, artinya bahan pembelajaran yang memuat semua komponen
pembelajaran secara utuh, meliputi : tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
akan dicapai, kegiatan belajar yang harus dilakukan peserta didik, materi
pembelajaran yang disusun secara sistematis, ilustrasi/media dan peraga
pembelajaran. Contoh kelompok bahan pembelajaran ini adalah, modul
pembelajaran, audio pembelajarn, video pembelajaran dan sebagainya.
2.
Bahan pembelajaran yang
“didesain” tidak lengkap, artinya bahan pembelajaran yang didesain dalam bentuk
komponen pembelajaran yang terbatas, seperti dalam bentuk sumber belajar, media
pembelajaran atau alat peraga yang digunakan sebagai alat bantu ketika tenaga
pendidik dan peserta didik melaksanakan kegiatan pembelajaran. Contoh kelompok
pembelajaran ini meliputi, pembelajaran dengan berbagai alat peraga, belajar
dengan buku teks, peta, globe, model kerangka manusia dan sebagainya.
C.
Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan
belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang
telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam
kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan
belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya.
Dalam
interaksi itu anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan
sebagai motivator dan fasilitator. Inilah sistem pengajaran yang dikehendaki
dalam pengajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dalam
pendidikan modern. Kegiatan belajar mengajar pendekatan CBSA menghendaki
aktivitas anak didik seoptimal mungkin. Keaktifan anak didik menyangkut
kegiatan fisik dan mental. Aktivitas anak didik bukan hanya secara individual,
tetapi juga dalam kelompok sosial. Aktivitas anak didik dalam kelompok sosial
akan membuahkan interaksi dalam kelompok. Interaksi dikatakan maksimal bila
interaksi itu terjadi antara guru dengan semua anak didik, antara anak dengan
guru, dan antara anak didik dengan anak didik dalam rangka bersama-sama
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. Kerangka berpikir demikian dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara individual. Pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan anak didik, sehingga memudahkan melakukan pendekatan dalam mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. Kerangka berpikir demikian dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara individual. Pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan anak didik, sehingga memudahkan melakukan pendekatan dalam mengajar.
D.
Metode
Metode merupakan
bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan
yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya
merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.
Menurut
Prof.Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc. Ed, mengemukakan lima macam factor yang
mempengaruhi metode mengajar adalah sebagai berikut :
a. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
b. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat
kematangannya
c. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
d. Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan
kuantitasnya
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang
berbeda-beda
Berikut beberapa metode pembelajaran yang biasa
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran :
1.
Metode Bermain
2. Metode Karyawisata
3. Metode Bercakap-cakap
4. Metode Demonstrasi
5. Metode Proyek
6. Metode Bercerita
7. Metode Pemberian Tugas
Referensi :
R, Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak.
Jakarta : PT Asdi
Mahasatya
Sujiono, Yuliani Nurani.
2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta: PT Indeks.
Masitoh, dkk.2004. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Komentar
Posting Komentar