Penggunaan TIK Bagi Anak Usia Dini
Anak Usia Dini berpedoman
pada prinsip bermain sambil belajar, belajar seraya bermain. Bermain merupakan
tuntutan dan kebutuhan bagi anak usia dini, sehingga kegiatan pembelajarannya
dilakukan dengan berbagai macam permainan dalam suasana yang menyenangkan dan
merangsang anak untuk terlibat secara aktif. Berrmain adalah salah satu pendekatan dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan untuk anak usia dini. Dengan menggunakan
strategi, metode/bahan dan media yang menarik, permainan dapat diikuti anak
secara menyenangkan. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi , dan
memanfaatkan berbeda-beda disekitarnya (Suyadi& Maulidya Ulfah, 2013:34).
Lanjut, Suyadi & Maulidya “kebutuhan batiniah” setiap aank karena bermain
mampu menyenangkan hati, meningkatkan keterampilan, dan meningkatkan
perkembangan anak. Konsep bermain inilah yang kemudian disebutnya sebagai
belajar sambil bermainn. Sedang menurut
Elizabeth Hurlock seperti dikutip Suyadi (2010:283) mendefinisikan bermain atau
permainan sebagai aktivitas untuk memperoleh kesenangan. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa bermain merupakan lawan dari kerja. Jika bermain dilakukan
dengan penuh kesenangan dan kebahagian. Bekerja belum tentu harus dilakukan dengan
beban dan kewajiban tertentu. Jika bermain dilakukan tanpa tujuan atau hasil,
bekerja selalu berorientasi pada hasil.
Melalui bermain, tuntutan
akan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreatifitas, bahasa,
emosi, interaksi sosial, nilai-nilai, dan sikap hidup dapat terpenuhi. Ketika
bermain, anak akan berimajinasi dan mengeluarkan ide-ide yang tersimpan dalam
dirinya. Anak mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki tentang dunia
sekitarnya. Melalui kegiatan bermain, anak mempunyai kesempatan lebih banyak
untuk bereksplorasi, sehingga pemahaman tentang konsep maupun pengertian dasar
suatu pengetahuan dapat dipahami anak dengan lebih mudah.
Ø Media ICT
a.
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.
Menurut munadi (dalam lathifa, 2012;diunduh oktober
2013), karakteristik media terdiri dari 4 macam yaitu:
1.
Media Audio
Dapat dilambangkan auditif, baik verbal maupun non
verbal. Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan memungkinkan
menjangkau sasaran yang luas. Mampu mengembangkan daya imajinasi pendengar.
Mampu memusatkan perhatian anak pada penggunaan kata-kata, bunyi, serta arti
dari kata/bunyi tersebut.
2.
Media Visual
Media visual adalah media yang melibatkan indra
penglihatan. Karakteristik media visual yaitu: Pesan visual dapat dituangkan
dalam bentuk; gambar, grafik, diagram, bagan, peta. Pesan visual dapat berupa
benda asli atau tiruan (miniatur)
3.
Media Audio Visual
Media audio visual dibagi dua jenis yaitu: a). Media
audio visual murni yaitu dilengkapi peralatan suara dan gambar dalam satu unit.
Seperti; film gerak, video, televisi. b). Media audio visual tidak murni yaitu
slide, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman
kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses pembelajaran.
4.
Multimedia
Multimedia adalah multibahasa yakni ada bahasa yang
mudah dipahami oleh indra pendengaran, penglihatan, peraba dan lain sebagainya.
Atau dalam bahasa lain multimedia pembelajaran adalah media yang mampu
melibatkan banyak indra dalam satu organ tubuh selama proses pembelajaran
berlangsung.
Dalam hal ini
Multimedia berbasis Komputer dalam pembelajaran dapat berbentuk: Multimedia
Presentasi, Program Multimedia Interaktif, Sarana Simulasi, Video
pelajaran/edukatif.
b. Pengertian ICT
ICT (information and Communication Technologies) atau
di- Indonesiakan menjadi Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan suatu
sistem yang terdiri dari sistem informasi dan komunikasi. Teknologi informasi
merupakan studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk
menyimpan, menganalisis dan
mendistribusikan
informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.
Pemahaman yang lebih umum istilah tersebut mengarah
pada perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi/multimedia (dalam
berbagai bentuknya), yang telah memiliki kemampuan sebagai pengolah
data/informasi, alat kontrol, alat komunikasi, media pendidikan, hiburan dan
lainnya.
Dari definisi ICT di atas, dan teknologi kunci dalam
domain TI jelas sekali bahwa teknologi informasi tidak bisa dilepaskan dengan
teknologi komputer dan telekomunikasi.
Ø ICT
DAN ANAK USIA DINI
Pada anak
usia dini 0 – 8 tahun sesuai dengan konvensi anak dunia, serta 0 – 6 tahun
menurut konsep pendidikan yang ada di Indonesia, maka banyak cara mengenalkan
teknologi pada anak usia dini, yaitu :
• . Usia 0 – 2 tahun: Pada
perkembangan anak usia ini, anak mulai belajar mendengar dan mengenal
sekitarnya, dari rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan melalui gerakan, serta
suara. Kemudian anak mulai menirukan ketika
mereka mulai belajar berbicara.
Pemberian IT pada usia anak demikian, dapat melalui multimedia dengan
cara diputarkan lagu-lagu rohani atau lagu anak. Mengenalkan warna juga dapat melalui
multimedia dengan memutarkan film-film kartun anak, yang tentunya mendidik.
• Usia 3 – 4 tahun: Pada usia ini, anak mulai
menggunakan kalimat yang hampir lengkap,
hal ini dapat dilihat dari cara mereka menanyakan sesuatu hal. Menurut Piaget,
cara anak mengajukan pertanyaan menunjukkan perkembangan kognitif seorang anak.
Pada anak yang berasal dari latar belakang orang tua otoriter, anak kurang belajar berbicara, ketimbang
dalam keluarga yang demokratis, dimana anak bukan saja belajar “mendengar”
tetapi juga “didengar”. Oleh karenannya
penting diberikan IT melalui multimedia, dengan cara seperti pada usia anak 0 –
2 tahun, tetapi cara pembelajarannya sedikit meningkat disesuaikan dengan usia
anak yang telah dapat menerima rangsangan lebih banyak. Misalnya mulai diajarkan melafalkan ayat-ayat
suci Al Qur’an, atau dikenalkan cerita-cerita Kitab Suci melalui film-film,
tentu saja perlu pendampingan orang tua sehingga dapat terlihat sejauh mana
anak mampu untuk belajar. Semakin banyak
kesempatan anak belajar untuk berbicara, dapat membantu anak menumbuhkan rasa
percaya dirinya sehingga pada usia sekolah mereka dapat mengenalkan dan
mengungkapkan dirinya secara lisan.
• Usia 5 – 6 tahun: Pada usia
ini, pengenalan dunia IT sudah lebih meningkat. Pengenalan dapat berupa
pengenalan perangkat keras komputer (hardware) yang bisa dilihat dan dipegang
langsung oleh anak, misalnya : CPU, Monitor, Mouse, Keyboard dan Printer. Pengenalan perangkat keras ini juga
dilengkapi dengan penjelasan fungsi dari masing-masing alat dengan cara
langsung dipraktekkan (learning by doing).
• Usia 7 – 8 tahun: pada usia
ini, pengenalan dunia IT sudah masuh pada tingkat program interaktif, dimana
anak sudah bisa berinteraksi dengan program aplikasi pembelajaran.
Penelitian
tentang pengaruh komputer terhadap perkembangan intelegensi telah banyak
dilakukan oleh para pakar. Hasilnya diperoleh bahwa penggunaan komputer secara
cerdas akan secara timbal balik mempengaruhi kecerdasan. Komputer mampu
memenuhi rasa ingin tahu manusia. Di samping itu, kecepatan, kecermatan,
keterkinian informasi dapat diperoleh melalui sistem jaringan komputer. Dengan
demikian terjadi pengayaan fungsi otak, yang pada gilirannyameningkatkan
produksi sel neuro glial, yaitu sel khusus yang mengelilingi sel neuron,
sehingga menambah aktivitas sel neuron. Mengingat bahwa ”pabrik otak” itu
diwujudkan sebagai hasil interaksi antar cetak biru genetis dan pengaruh
lingkungan.
Saat ini
kita tidak dapat melepaskan diri dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), karena telah menjadi bagian dari kehidupan dan kebutuhan.
Pola kehidupan tersebut berimbas pada pengembangan pendidikan yang memanfaatkan
TIK khususnya sebagai media pendidikan. Sebagai usaha mengembangakan kemampuan
individu dalam penggunaan TIK secara praktis maka perlu dikenalkan sejak usia
dini. Pengembangan kemampuan anak usia dini dalam TIK harus tetap dilakukan
dengan konsep pendidikan anak usia dini yaitu belajar melalui bermain. Materi
belajar yang diberikan juga harus bervariasi dengan berbagai karakteristik TIK
sebagi media pembelajaran agar imajinasi dari anak tersebut berkembang. Sehingga
semakin meningkatkan kemampuan intelektual dan emosional mereka.
·
Saran/Tips Mengenalkan Komputer pada Anak Usia
Dini
Sebenarnya banyak sekali opini
dan perdebatan tentang hal ini. Beberapa pakar meyakini bahwa mempelajari
komputer bagi anak di bawah usia 2 tahun tidak akan memberikan efek positif
bagi mereka. Beberapa pakar bahkan mengkhawatirkan terjadinya kelelahan mata
(eye strain) pada balita akibat radiasi dari layar komputer. Sementara bagi
usia anak yang lebih tua (3-6 tahun misalnya) mempelajari penggunaan komputer
ditakutkan akan menyebabkan mereka kehilangan kemampuan bersosialisasi (social
skill) dengan anak-anak seusianya. Hal ini akan terus mengundang perdebatan
bagi pemerhati pendidikan anak seperti halnya efek televisi
pada anak-anak.
Bersumber dari beberapa
literatur dan pengalaman pribadi maka berikut ini beberapa tips yang dapat
dipertimbangkan saat kita ingin memberikan kesempatan anak-anak usia dini untuk
mempelajari komputer:
1. Tunggulah hingga usia minimal 9 bulan
2. Biarkan mereka tertarik dengan
sendirinya
3. Komputer bukan baby sitter elektronik
4. Pilihlah program komputer yang sesuai
5. Jadikan komputer adalah sarana bermain
bagi mereka
6. Batasi penggunaan komputer
7. Jadilah konsumen yang bijak
8. Berikan perhatian khusus pada penggunaan
internet
Adams, Ken.2010.
Semua Anak Jenius. Erlangga : Jakarta.
Isjoni. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta : Bandung.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Pustekom:
Jakarta
Isjoni. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta : Bandung.
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Pustekom:
Jakarta
Suyadi
& Maulidya Ulfah. 2013. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta :Pedagogia
Suyadi
& Syah Mubbin. 2010. Perilaku Anak Usia Dini. Bandung: Redaksi Familia
Komentar
Posting Komentar