Hakikat Permainan Matematika Bagi Anak Usia Dini


1.      Pengertian


Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian mengenai bilangan (pusat pembinaan dan pengembangan bahasa (1991). Lain halnya menurut Suriasumantri (didalam  failashofagmail.wordpress.com  ) matematika adalah melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin di sampaikan.
Menurut Paimin (dalam failashofagmail.wordpress.com) matematika sebagai ilmu tentang struktur dan hubungan-hubunganya memerlukan simbol-simbol yang akan membantu memanipulasi aturan-aturan melalui operasi yang ditetapkan. Sejalan dengan hal itu menurut Sukma Budi (Risa Maulana Romadon.2012)
Jadi dapat disimpulkan bahwa matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif, sedangkan matematika di PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika melalui aktifitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat ilmiah.
Menurut Ruseffendi (dalam www.anekamakalah.com) permainan matematika adalah sesuatu kegiatan yang menyenangkan (menggembirakan) yang dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional dalam pengajaran matematika baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Berdasarkan pernyataan tersebut, bahwa setiap permainan tidak bisa disebut permainan matematika. Karena permainan matematika bukan sekedar membuat siswa senang dan tertawa, tetapi harus menunjang tujuan instruksional pengajaran matematika baik aspek kognitif, afektif, maupun kognitif. Dimana aspek kognitif itu sendiri adalah segi kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran. Menurut Bloom (dalam www.anekamakalah.com) aspek kognitif terdiri dari 6 kategori, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek afektif adalah kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran. Menurut Krathwohl dkk (dalam www.anekamakalah.com) aspek afektif terdiri dari lima kategori yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola. Sedangkan aspek psikomotorik adalah kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani. Menurut Symposium (dalam www.anekamakalah.com) ranah psikomotorik terdiri dari tujuh kategori yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas. Selain itu, penempatan penggunaan permainan matematika harus sesuai, jangan salah waktu dan tempat.
Permainan matematika sangat bervariasi macam dan kegunaannya, untuk itu guru matematika dapat memilih permainan-permainan yang akan digunakan dalam pengajaran. Seorang guru matematika harus pandai dalam memilih permainan yang akan digunakan, karena permainan yang akan digunakan itu bukan sekedar membuat siswa senang dan tertawa, tetapi permainan tersebut harus menunjang tujuan instruksional pengajaran matematika serta pelaksanaannya harus terencana. Dengan tercapainya tujuan instruksional pengajaran, pelaksanaan permainan matematika dalam pembelajaran tidak akan sia-sia dan membuang waktu. Jadi, permainan matematika bisa menjadi salah satu alat yang efektif untuk pembelajaran.
2.      Tujuan
a.       Tujuan Umum
Agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung matematika, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih komplek.
b.      Tujuan Khusus
·         Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda konkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar anak.
·         Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung.
·         Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi.
·         Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya.
·         Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.
3.      Prinsip-Prinsip
a.       hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan. Permainan matematika di berikan secara bertahap diawali dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa kongkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar.
b.      Pengetahuan dan keterampilan pada permainan matematika diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukaranya, misalya dari kongkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dana dari sederhana ke yang lebih kompleks.
c.       Permainan matematika akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan berpartispasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri.
d.      Permainan matematika membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat peraga/ media yang sesuai dengan tujuan, menarik, dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan.
e.       Bahasa yang digunakan didalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak.
f.        Dalam permainan matematika anak dapat di kelompokkan sesuai tahap penguasaan berhitung yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang.
g.      Dalam mengevaluasi
4.      Tahap-tahap
Sejalan dengan beberapa teori yang telah dikemukakan di atas, permainan matematika anak usia dini sebaiknya dilakukan melalui tiga tahapan penguasaan berhitung di jalur matematika yaitu (dalam failashofagmail.wordpress.com):
a.       Penguasaan konsep
Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa kongkrit,seperti pengenalan warna, bentuk, dan menghitung benda/bilangan.
b.      Masa transisi
Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda kongkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya.
c.       Lambang
Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang, dan sebagainya.
5.      Manfaat
a.       Membelajarkananak berdasarkan konsep matematika yang benar.
b.      Menghindari ketakutan matematika sejak awal.
c.       Membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan bermain.
Selain itu, peran guru dalam mengembangakan kegiatan belajar matematika, yaitu (dalam failashofagmail.wordpress.com):
a.       Membangun rasa ingin tahu anak secara alami tentang bentuk, ukuran, jumlah, konsep-konsep dasar lain dalam matematika.
b.      Peduli dan tertarik terhadap apa yang dikatakan anak. Hal ini akan mendorong anak untuk menceritakan pengalaman dan penemuan mereka.
c.       Penerimaan terhadap sejumlah kegiatan matematika yang dilakukan anak. Hal ini akan mendorong kepercayaan diri untuk tetap berpikir, bertanya, dan berbagi pengalaman tentang hal berbagai hal yang dialami anak.


DAFTAR PUSTAKA
Zulminiati. 2012. Bahan Ajar Metodologi Pengenalan Matematika AUD.
https://failashofagmail.wordpress.com/2011/06/01/pengenalan-matematika-anak-usia-dini/
Polynsky, Lidia, dkk. 2005. Matematika Untuk Si Kecil Buku Pegangan Kegiatan Untuk Orang Tua dan Guru. Jakarta: Pakar Raya
Romadon, Risa Maulana,dkk. 2012. Taklukkan Matematika Dengan Cara Ajaib. Jakarta: Agogos Publishing.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Dasar Seni 3 M (Menggunting, Melipat dan Menenmpel)

Pandangan Teori Ekologi Terhadap Pembelajaran Anak Usia Dini

Pembelajaran Yang Cocok Dan Sesuai Pada Anak Usia Dini